Anginputing beliung besar muncul di Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri. Peristiwa terjadi pada Rabu (20/1/2021) pukul 16.00 WIB. Rabu, 20 Januari 2021 .
Waduk Gajah Mungkur merupakan danau buatan yang terletak di Wonogiri, Jawa Tengah. Waduk terbesar se-Jawa Tengah ini memiliki luas Hektar yang mencangkup 7 kecamatan sekaligus, yaitu Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Kecamatan Wuryantoro, Baturetno, Giriwoyo, dan Eromoko. Waduk ini dibangun oleh kontraktor Jepang tahun 1964 yang berfungsi sebagai bendungan Sungai Bengawan Solo untuk mencegah banjir. Tidak lupa, pemerintah memanfaatkan aliran air waduk sebagai PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air yang mampu menghasilkan daya 12,4 megawatt dan juga sebagai sumber air minum penduduk Wonogiri. Karena pemandangannya yang indah, tempat wisata juga telah dibangun disekitar waduk, ada kebun binatang, taman bermain, dan wahana yang memanjakan pengunjung. Jika kalian sudah tahu sekilas tentang waduk ini, marilah kita simak bersama misteri yang menyelimuti waduk ini. 1 Makam Dibawah Air Ternyata makam tidak hanya ada di daratan. Di waduk Gajah Mungkur terdapat makam yang tenggelam dibawah air, konon makam ini peninggalan tahun 1900-an dilihat dari bentuk dan bahan batu nisan yang terbuat dari pahatan batu. Menurut warga sekitar makam ini adalah makam Setono, suatu daerah yang ikut ditenggelamkan saat pembuatan waduk tahun 1978 silam. Saat musim kemarau dan air waduk menyusut maka kumpulan nisan di sekitar makam akan muncul ke permukaan. Hal ini semakin menambah aura mistis dari Waduk Gajah Mungkur. Pastinya banyak penampakan yang terjadi di sekitar pemakaman saat malam hari, beberapa diantaranya adalah pocong yang berjalan diatas air. Penunjung yang datang dihimbau untuk menghormati dan tidak merusak situs pemakaman ini. 2 Gunung Pegat Walau bukan di dalam area Gajah Mungkur, misteri gunung pegat tidak boleh diabaikan. Gunung yang terletak di dekat waduk ini memiliki cerita misteri dan mitos yang menyeramkan. Yang paling terkenal adalah mitos putusnya hubungan kekasih setelah melewati gunung keramat ini. Untuk itu warga sekitar menghimbau bagi pasangan kekasih baru menikah yang belum genap selapan atau 35 hari untuk tidak melewati gunung ini. Jika terpaka, sebaiknya mengambil jalan memutar melewati Jatisrono atau Pracimantoro. Selain itu, disini konon menjadi tempat pembuangan mayat para korban pembantaian G30S PKI, sehingga tempat ini sudah banyak penunggu gaib yang siap mencari mangsa siapapun yang melewati daerah ini dengan tidak sopan. 3 Perkelahian Gajah Madep dan Gajah Mungkur Selain fakta sejarah bahwa waduk ini dibangun oleh Jepang tahun 1978, ternyata ada mitos lain yang menjadi legenda turun temurun masyarakat sekitar. Konon dulunya terdapat kerajaan yang dipimpin oleh rajah bernama Gajah Madep, karena usianya yang sudah senja, beliau ingin cucunya yang bernama Gajah Mego, banyak patih kerajaan yang tidak setuju karena usianya yang sangat muda salah satunya adalah Gajah Mungkur. Karena Gajah Mungkur memberontak akhirnya terjadi perkelahian sengit antara Gajah Madep dan Gajah Mungkur. Mereka berubah menjadi Gajah Raksasa, dan perkelahian tersebut membuat tanah menjadi amblas dan membentuk cekungan yang lambat laun terisi air sungai hingga terbentukklah waduk Gajah Mungkur. 4 Penampakan Pocong Cerita penampakan pocong banyak dialami warga sekitar waduk, terutama bagi mereka di Desa Pudak Wuryantoro. Jalan di desa tersebut masih terasa angker banyak, semak dan pepohonan rindang yang dihuni oleh banyak makhluk astral. Bahkan anehnya warga sudah berkali-kali memasang lampu penerangan, namun lampu tersebut mati keesokan harinya, padahal sudah diganti dengan merek yang paling bagus. Energi di daerah itu sangat kuat, ada cerita saat warga yang sedang pulang kerja tengah malam melewati daerah tersebut melihat pocong yang duduk di belakang bemper mobil Avanza yang ada di depannya, karena tidak kuat melihatnya mereka kabur melewati jalan lain dan meninggalkan Avanza tersebut. Ada juga para petani yang meninggal tenggelam pada daerah pinggiran danau yang hanya berkedalaman 1 meter. Untuk itu mereka percaya pamali untuk bertani sampai sore hari di dekat Waduk Gajah Mungkur. 5 Misteri Belalai Air Selain fenomena mistis banyak fenomena aneh yang terjadi di danau ini salah satunya adalah belalai air yang mengarah kelangit. Mungkinkah ada hubungannya dengan makhluk penghuni dasar danau yang naik kelangit? Walau masih misterius banyak orang menanggap fenomena ini adalah fenomena alam biasa. Belalai air diluar negeri dikenal sebagai waterspout atau juga cleret air di Indonesia. Sebuah fenomena terhisapnya air danau akibat pusaran angin seperti puting beliung sehingga menghisap air dibawahnya dan membentuk cleret yang mengerikan. Fenomena ini terakhir pernah terjadi Sabtu, 3 Maret 2018 silam yang menjadi viral di dunia maya.
Berawaldari pertanyaan saya itu, dia kemudian menceritakan kembali cerita seputar waduk Gajah Mungkur panjang kali lebar. Pakde-1 ini bisa dibilang saksi sejarah pembangunan Waduk Gajah Mungkur. Di jaman itu, kebetulan beliau pernah menjabat beberapa posisi yang membuatnya turut berperan dalam proses pembuatan waduk.
Lokasi Jl. Raya Wonogiri – Pracimantoro, Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, 57615 Map Klik Disini HTM Weekdays Weekend Buka Tutup – WIB Telepon – Sebagaimana waduk raksasa lainnya yang ada di Indonesia, seperti Waduk Karangkates, Kedung Ombo, Jatiluhur, Batutegi, Riam Kanan, Jati Gede, serta yang lainnya. Tujuan utama dibangunnya Waduk Gajah Mungkur adalah untuk PLTA dan menanggulangi meluapnya air sungai yang mengakibatkan banjir. Namun, keindahan panorama alam yang selalu menghiasi sekeliling bendungan raksasa, membuat tempat inipun menyedot para wisatawan. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak pengelola serta para investor untuk mendirikan objek-objek wisata di sekitarnya, termasuk objek wisata Waduk Gajah Mungkur WGA. Keberadaan Gajah Mungkur sendiri, sejak semula memang telah menyuguhkan pemandangan alam yang menawan. Foto By fransiska_66 Bahkan, tempo dulu, tepatnya pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, berbagai acara pertemuan kerapkali bertempat di Waduk Gajah Mungkur. Hal tersebut disebabkan karena suguhan panorama di sekitar waduk yang memang memikat. Apalagi saat ini, berbagai fasilitas wisata telah melengkapi kawasan di sekitarnya. Tidak heran jika objek wisata WGA menjadi salah satu objek wisata unggulan di Provinsi Jawa Tengah. Sayangnya, ditengah semakin populernya objek wisata ini, ada persoalan yang mengiringi, yaitu terjadinya sedimentasi akibat terendapnya lumpur di dalam bendungan yang mencapai lebih dari 6 juta meter kubik. Sedimentasi yang disebabkan oleh semakin kering dan gundulnya kawasan hulu tersebut membuat penumpukan lumpur setiap tahunnya bertambah sekitar 1 – 1,2 juta meter kubik pertahun. Kondisi seperti ini, jika tidak secepatnya ditanggulangi, selain dapat mengganggu distribusi irigasi juga bisa mengakibatkan bendungan jebol. Itu sebabnya, banyak pihak yang berharap agar pemerintah dapat segera mengatasi persoalan tersebut, karena sungguh sangat disayangkan, jika objek wisata WGA ikut menjadi korban dari jebolnya waduk terbesar se-Asia Tenggara ini. Foto By anggarawepe Sebelum dibangun menjadi bendungan raksasa sebagaimana yang dapat disaksikan saat ini, Gajah Mungkur merupakan sebuah telaga kecil. Karena itulah cerita tentang keberadaan Waduk Gajah Mungkur memiliki dua versi, yaitu legenda tentang asal-usul telaga Gajah Mungkur yang angker dan masih menjadi misteri. Karena hanya berupa kisah yang dituturkan secara turun temurun, serta sejarah pembangunan Bendungan Gajah Mungkur yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Mitos Waduk ❤️Sejarah Berdirinya ❤️Rute Menuju Lokasi❤️Pesona Waduk ❤️Harga Tiket Masuk ❤️ Mitos Waduk ❤️ Foto By jawapos Menurut cerita dari para leluhur yang dituturkan kepada anak cucunya yang tinggal di sekitar kawasan Gajah Mungkur, dahulu ada raja yang bernama Gajah Madep. Dia tidak memiliki anak namun mempunyai keponakan yang sangat dia sayangi bernama Gajah Mego. Merasa usianya sudah sangat tua, Gajah Madep pun mengangkat Gajah Mego untuk menggantikan kedudukannya. Keputusan tersebut ditentang oleh Patihnya yang bernama Gajah Mungkur karena menganggap usia Gajah Mego masih terlalu muda. Karena penolakan tersebut, terjadilah pertempuran antara Gajah Mungkur melawan Gajah Mego. Mereka berdua mengeluarkan kesaktiannya dengan merubah wujud menjadi gajah raksasa. Pertarungan sengit tersebut akhirnya dimenangkan oleh Gajah Mungkur. Begitu sengitnya pertempuran yang terjadi, membuat tempat yang dijadikan ajang pertempuran dipenuhi lobang-lobang besar bekas tapak gajah raksasa. Lobang-lobang tersebut terus menerus mengeluarkan air, sehingga lama-lama daerah di sekitarnya penuh dengan air dan menjadi sebuah telaga yang kemudian dinamakan Waduk Gajah Mungkur. Salah satu bukti adanya kerajaan di daerah sekitar Gajah Mungkur adalah adanya bekas pemakaman dari raja-raja yang ada di Wonogiri pada masa lampau. Pemakaman raja-raja Wonogiri tersebut saat ini terbenam di dasar bendungan. Pada musim kemarau, disaat air bendungan surut, makam-makam tersebut dapat dilihat dari atas permukaan air dengan bentuk yang berbeda dari makam-makam saat ini. Sejarah Berdirinya ❤️ Foto By marteengoods Berbicara tentang sejarah berdirinya WGA, tidak dapat dilepaskan dari kisah Bedhol Desa pada tahun 1976, yang mana pada saat itu sebanyak jiwa dari 51 desa yang ada di 6 kecamatan dipindahkan lewat program transmigrasi ke beberapa provinsi. Diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Jambi, karena daerah tempat tinggal mereka akan ditenggelamkan untuk dibangun bendungan terbesar se-Asia Tenggara, yaitu Waduk Gajah Mungkur. Pembangunan WGA sendiri sudah direncanakan sejak lebih dari sepuluh tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1964. Rencana pembangunan selanjutnya dirumuskan di tahun 1972 – 1974, dan proses pembangunan berjalan sepanjang tahun 1976 – 1981. Pembangunan bendungan bertipe Rockfill Earth Dam ini menghabiskan anggaran sekitar Milyar, dengan tenaga arsitek dan konsultan dari Nippon Koei Co Ltd Jepang serta tenaga lokal sebanyak pekerja. Dengan fungsi utama sebagai pengendali banjir akibat aliran air dari Sungai Bengawan Solo, Gajah Mungkur menempati area seluas hektar yang membentang di tujuh kecamatan. Yaitu dari Kecamatan Wonogiri, Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Eromoko, Kecamatan Baturetno, Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Giriwoyo. Luas DTA Daerah Tangkapan Air dari waduk ini mencapai km dan menjadi pintu masuk dari beberapa sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo, Sungai Tirtomoyo, Sungai Kaduang, Sungai Posong, Sungai Temon dan Sungai Parangjoho. Selain berfungsi sebagai flood control pengendali banjir, bendungan juga digunakan untuk mengairi sawah yang ada di Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar seluas hektar. Fungsi utama lainnya adalah menjadi pemasok air minum untuk masyarakat Kota Wonogiri dan digunakan sebagai PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air. Terkait fungsinya sebagai PLTA, WGA mampu menghasilkan pasokan listrik sebesar 12,4 Megawatt yang dikelola oleh anak perusahaan PLN, yakni PT Indonesia Power Unit Mrica. Foto By unyil12_ Seiring dengan berjalannya waktu, fungsi bendungan Gajah Mungkur bertambah menjadi tempat rekreasi, seperti halnya waduk raksasa lainnya yang ada di Indonesia. Untuk menunjang fungsi barunya tersebut, di sekitar kawasan bendungan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas dan infrastruktur yang dapat mengundang para pengunjung sebagaimana yang terdapat diberbagai tempat wisata lainnya. Seperti tempat pemancingan, water boom, perahu boat, gantole, taman satwa, Taman Tombo Galau dan taman bermain anak. Rute Menuju Lokasi❤️ Foto By nikaamelia Dengan alamat di JL. Raya Wonogiri – Pracimantoro, Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, tidak sulit untuk mencari tempat bendungan berada, karena terletak di dekat jalan poros dan dilalui oleh trayek angkutan umum. Bagi pengunjung yang datang dengan menggunakan kendaraan pribadi, jika berangkat dari Kota Wonogiri, tinggal mengarahkan kendaraan ke Selatan dan menempuh jarak sejauh 6 km, maka akan tiba di lokasi. Pengunjung yang datang dari arah Jogja dapat menyusuri rute jalan Jogja – Solo hingga tiba di Wonogiri, kemudian menuju ke arah Bayat, Manyaran dan Wuryantoro, baru sampai di Gajah Mungkur. Untuk yang berangkat dari Kota Solo dapat melewati Sukoharjo untuk menuju ke Wonogiri, kemudian mengikuti rute yang menuju ke arah Selatan atau arah Pacitan sampai bertemu dengan PLTA Gajah Mungkur. Baru kemudian berbelok ke kanan mengikuti jalur yang menanjak untuk tiba di lokasi Waduk Gajah Mungkur. Bagi pengunjung yang menggunakan sarana transportasi umum, jika datang dengan menggunakan pesawat, begitu keluar dari Bandara Adi Sumarmo, Solo dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Bus Damri dan turun di Terminal Tirtonadi. Dari sini harus berpindah kendaraan lagi dengan naik bus jurusan Solo – Pracimantoro serta turun di WGA. Pengunjung yang menggunakan kereta api, setelah keluar dari Stasiun Wonogiri tinggal mencari angkot yang menuju ke lokasi. Sedang yang datang dengan naik bus dan turun di Terminal Wonogiri, dapat melanjutkan perjalanan dengan berganti bus lain atau angkot jurusan Pracimantoro lalu turun di lokasi. Pesona Waduk ❤️ Foto By gegfia Sebagaimana obyek wisata waduk lainnya, suguhan utama yang diberikan bendungan adalah panorama hamparan air dengan latar belakang pepohonan dan bebukitan di kejauhan yang sangat menawan. Lalu lalang perahu-perahu nelayan yang mencari ikan di luasnya air bendungan, ikut menambah keindahan landskap yang dilihat dari pinggir waduk. Sembari menikmati indahnya pemandangan, pengunjung juga akan dibuai oleh sapuan angin yang sepoi-sepoi dan rindangnya pepohonan. Keindahan landskap Bendungan Gajah Mungkur mencapai puncaknya saat matahari hendak kembali ke peraduan. Sinar keemasan yang dipancarkannya, dibiaskan oleh air, sehingga menciptakan kemilau yang begitu indah. Sunset inilah yang ditunggu-tunggu banyak pengunjung untuk diabadikan dengan menggunakan kamera, baik dalam bentuk foto maupun gambar video. Jika mau menyempatkan diri mengelilingi kawasan di sekitar bendungan dengan menggunakan perahu, akan dapat disaksikan karamba-karamba untuk budidaya ikan Nila. Disekitar karamba tersebut selalu terlihat sekelompok ikan patin liar yang melompat-lompat ke atas permukaan air, seakan-akan sedang menyambut pengunjung yang datang. Ikan Nila yang dibudidayakan di bendungan inilah yang menjadi sajian khas bagi para wisatawan yang berkunjung ke sini, disamping ikan wader goreng. Di pinggir WGA, pengunjung juga dapat menjumpai lapangan yang luas lengkap dengan panggung terbuka yang setiap musim liburan selalu ditampilkan pertunjukan-pertunjukan musik. Ada juga oko-toko souvenir yang menjual berbagai macam oleh-oleh, serta warung-warung yang menjual beraneka ragam makanan dan minuman. Selain itu, terdapat berbagai aktifitas menyenangkan lainnya yang dapat dinikmati di WGA, lewat berbagai wahana yang disediakan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut 1. Wahana Omah Jungkir Foto By “Omah Jungkir” yang diambil dari kosakata Bahasa Jawa memiliki arti “Rumah Terbalik”. Wahana terbaru yang ada di obyek wisata Gajah Mungkur ini mulai beroperasi sejak pertengahan Januari 2023. Sesuai dengan namanya, bangunan rumah yang terdiri dari 4 ruang didesain dengan perabotan serba terbalik. Satu ruang terbalik 90 derajat, yaitu ruang warung mie ayam, sedang 3 ruang lain terbalik 180 derajat yaitu ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Wahana ini awalnya adalah wahana “Rumah Hantu”. Namun karena lama sepi, ditambah merebaknya minat anak-anak muda untuk bergaya di depan kamera dengan latar belakang yang unik dan menarik, maka dihadirkanlah “Omah Jungkir”. Hasilnya, wahana baru ini setiap hari ramai oleh pengunjung utamanya anak-anak muda. Bahkan di hari libur, pengunjung yang ingin berfoto di dalamnya harus menunggu antrean yang panjang. 2. Water Boom Water Boom termasuk salah satu wahana yang menjadi favorit pengunjung, meski saat pertama kali dibuka pada tahun 2011 sempat sepi hingga beberapa bulan lamanya. Karena harga tiket yang dikenakan terlalu mahal jika dibandingkan dengan jenis permainan yang ada di dalamnya. Tapi sejak harga tiket tersebut diturunkan dari menjadi untuk hari-hari biasa dan untuk hari libur, Water Boom selalu dipadati oleh pengunjung. Water Boom yang ada di sini memang tidak semegah dan semewah Atlantis Water Adventure di Ancol, Circus Waterpark di Bali atau Pandawa Water World di Solo. Namun beberapa permainan yang tersaji di dalamnya cukup sebanding dengan htm yang dikenakan. 3. Wahana Permainan Air Foto By visitsurakarta Menjelajah luasnya Gajah Mungkur dengan menggunakan perahu menjadi aktifitas menarik, karena keindahan waduk ini tidak hanya saat dilihat dari pinggir waduk tapi juga saat berada di tengah dan melihat bagian pinggir waduk. Selain itu, dengan mengarungi kawasan perairan, pengunjung juga dapat melihat karamba yang menjadi tempat budidaya ikan Nila, serta menyaksikan aktifitas para nelayan dari dekat. Untuk menjelajahi luasnya waduk, selain dengan menggunakan perahu, tersedia pula perahu motor, sepeda air dan banana boat. 4. Pemancingan Pada pagi dan sore hari, cukup banyak mancing mania yang mencoba peruntungannya dengan melempar umpan ke tengah danau sambil berharap umpan tersebut dimakan oleh ikan-ikan. Banyaknya pemancing yang mengadu keberuntungan di tepi Gajah Mungkur disebabkan karena area perairan waduk ini dipenuhi dengan berbagai jenis ikan tawar, seperti wader pari, patin jambal, tawes serta nila. Bagi wisatawan yang memiliki hobby memancing dan tertarik untuk bergabung dengan pemancing lainnya, ada baiknya untuk bertanya pada pemancing lokal tentang spot-spot pemancingan yang ada di bendungan ini. Sebab masing-masing ikan memiliki tempat berkumpul sendiri-sendiri, sehingga dengan mengetahui jenis ikan di masing-masing spot, akan lebih mudah dalam memilih jenis ikan yang menjadi target. 5. Taman Satwa Foto By Meski tidak terlalu luas dan dengan koleksi binatang yang terbatas, kehadiran Taman Satwa di sini cukup memberi hiburan tersendiri bagi para pengunjung, utamanya anak-anak yang belum pernah melihat secara langsung binatang-binatang tersebut. Seperti Gajah, buaya, monyet, burung kasuari dan berbagai jenis burung lainnya. Tidak hanya bisa dilihat, pengunjung juga dapat menunggang gajah dan berkeliling area wisata dengan tarif yang cukup murah. 6. Taman Bermain Anak Bagi pengunjung yang datang dengan membawa anak-anak, tersedia Taman Bermain Anak yang menyediakan berbagai jenis permainan gratis seperti jungkat-jungkit, ayunan dan perosotan. Serta permainan berbayar, seperti bianglala, sepeda air, komedi putar dan kereta kelinci. Meski permainan di sini relatif sederhana, namun cukup menghibur, terlebih harga tiketnya sangat murah. 7. Taman Tombo Galau “Tombo Galau” memiliki arti “Obat Galau” dan taman ini memang menyasar kawula muda yang gemar berselfie ria, sekaligus sebagai rest area bagi para pengunjung yang merasa capek usai berjalan-jalan di lingkungan sekitar area wisata. Taman yang mulai dioperasikan sejak tahun 2015 ini dilengkapi dengan beberapa jenis permainan anak-anak dan remaja, seperti catur, ular tangga, sundah mandah, serta permainan yang lain. 8. Gantole Layang Gantung Foto By explore_wonogiri Aktifitas untuk memacu adrenalin ini juga dapat di temui di Gajah Mungkur, tepatnya di Bukit Joglo yang berada di sebelah Barat waduk. Untuk menuju ke lokasi dibutuhkan trekking terlebih dahulu dengan medan yang cukup menantang. Sesampai di atas bukit, dapat Anda saksikan keindahan waduk dan pemandangan alam di bawahnya, sebelum terbang dengan menggunakan gantole. Harga Tiket Masuk ❤️ Wisata WGA boleh dibilang Taman Hiburan Rakyat karena untuk masuk ke lokasi wisata dan menikmati berbagai macam wahana di dalamnya dikenakan tarif yang cukup murah. Pada hari-hari biasa, harga tiket masuk hanya sebesar sedang pada hari libur seharga Pengunjung yang datang dengan menggunakan motor dikenai ongkos parkir sedang yang membawa mobil parkirnya sebesar Seperti halnya tiket masuk, wahana yang ada di dalam lokasi wisata juga dipatok dengan harga yang merakyat. Seperti untuk selfie di wahana Omah Jungkir, tarifnya hanya sebesar untuk naik perahu motor hanya perorang. Atau untuk memasuki lokasi Water Boom harga tiket hanya sebesar pada hari biasa dan pada hari libur. Meski harga tiket relatif murah, Wisata Gajah Mungkur dilengkapi dengan berbagai sarana yang rerpresentatif, seperti area parkir yang luas, mushollah, kamar mandi dan toilet, gazebo, rest area, dan beberapa fasilitas yang lain. Menariknya lagi, wahana yang ada di lokasi wisata, setiap 1 – 3 bulan sekali selalu bertambah atau berubah, sehingga wisatawan yang pernah berkunjung ke sini tidak akan pernah merasa bosan, karena disuguhi oleh wahana-wahana baru. Bagi yang ingin mengisi perut dan menghilangkan dahaga, banyak warung yang dapat dipilih di kawasan area wisata dengan harga yang terjangkau. Begitu juga bagi yang ingin membeli souvenir dan oleh-olah khas WGA, outlet dan kios-kios souvenir tersebar di berbagai sudut. Hanya saja, untuk yang ingin bermalam di kawasan wisata, tidak ada satupun hotel dan penginapan di sekitar waduk, sehingga harus kembali ke Wonogiri yang jaraknya hanya sekitar 6 km. Aktif menulis sejak tahun 1990 sampai Sekarang. Naskah pernah dimuat di berbagai media nasional. Sebanyak 13 judul buku untuk anak-anak telah diterbitkan di beberapa penerbit, seperti Grasindo, Gema Insani Press, SIC, dll. Web WadukGajah Mungkur adalah sebuah waduk yang terletak 6 km di selatan Kota kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Perairan danau buatan ini dibuat dengan
Baca Juga - Kab Wonogiri mempunyai satu buah ikon yg amat populer yakni Bendungan Serbaguna Wonogiri atau dikenal dengan Waduk Gajah Mungkur. Bendungan ini ialah waduk paling besar Se-Asia Tenggara yg dibangun sebagai pengendali banjir Flood Control Sungai Bengawan Solo. Waduk Gajah Mungkur dibangun dari th 1976 s/d th 1981 berlokasi 7 Kilo Meter arah selatan Kota Wonogiri cocok dibagian hilir pertemuan dengan kali Keduang. Luas daerah genangan lebih dari ha & luas daerah yg dibebaskan 90 km2 yg terdiri dari 51 desa di 7 Kecamatan. Pelaksanaan pembangunan Waduk Gajah Mungkur dilakukan dengan cara swakelola dgn pertolongan konsultan dari Nippon Koei Co, Ltd Jepang. Misteri Peristiwa Waduk Gajah Mungkur Sebab ambisi yg menggebu supaya Gajah Madep, cucu tercintanya sanggup menukar Gajah Mego jadi Pengangeng Puri Gajah Mego, Eyang Lanjut Umur nenek Gajah Madep menghalalkan segala kiat utk mencapai tujuannya. Eyang Tua bersama pertolongan kapabilitas jahat Bik Birah yg menguasai Ilmu Hitam berupaya mencelakai Gajah Mungkur, namun sebab pertolongan Burung Hantu yg jadi utusan Ki Batuaji, sehingga hasilnya Gajah Mungkur sukses lolos dari bahaya yg mengancamnya. lalu sesudah lewat liku narasi, sehingga hasilnya nasib Bik Birah serta mesti berhenti ditangan Ki Batuaji juga sebagai Orang Pintar beraliran Putih. Namun Gajah Mungkur yg merasa beram sebab Gajah Mego, papa kandungnya wafat dikarenakan Gajah Madep, menciptakan rumus terhadap Gajah Madep. Sehingga, tidak dengan sanggup dihindari, mimpi Ratna Manikan & Ratna Intan hasilnya menjadi bukti, ke-2 Gajah akbar yg adalah jelmaan dari Gajah Mungkur & Gajah Madep hasilnya berkelahi utk saling memusnahkan satu sama lain. Konon sebab akibat perkelahian dari dua gajah tersebut, sehingga muncullah suatu waduk yg seterusnya dikasih nama Waduk Gajah Mungkur. Misteri Gunung Pegat Kamu para perantau asal Wonogiri, jateng & Pacitan, jatim pasti tak asing lagi bersama Gunung Pegat yg terletak di Wonogiri. Kamu yg hendak mudik ke arah Tirtomoyo, Baturetno, Giriwoyo, Giribelah sampai Pacitan Jawa Timur akan melintasi kawasan ini. Kawasan ini boleh dibilang jadi kawasan yg sejuk dikarenakan di sebelah kanan & kiri jalan tidak sedikit pepohonan akbar yg melindungi badan jalan dari sengatan matahari. Tidak Cuma itu, Kamu bisa pula menonton kecantikan daya tarik Waduk Gajah Mungkur dari kejauhan. Mitos yg paling melegendaris sampai hingga disaat ini yaitu orang yg hendak menikah dilarang melintasi gunung tersebut . Menurut penduduk setempat bila itu dilanggar bakal membuat jalinan keluarga yg baru saja dibangun menjadi hancur atau tak langgeng. Sehingga jangan sampai heran kalau Kamu jarang menjumpai rombongan pengantin yg melalui di kawasan ini. Rombongan pengantin yg yakin akan adanya mitos itu, khususnya yg tinggal di kawasan Nguntoronadi, Tirtomoyo, Baturetno, Giriwoyo lebih pilih melalui jalan memutar, yaitu melintasi kawasan Pracimantoro. Sebahagian masyarakat rombongan pengantin yg yakin bakal mitos Gunung Pegat tersebut tak ingin nekat melalui di Gunung Pegat. BACA JUGA Hutan Alas Purwo Yang di Sebut Hutan Paling Angker Dijawa Share This Travel & Food Blogger Bandung Cerita misteri atau cerita horror menjadi sesuatu yang menegangkan untuk dibaca. Namun banyak orang yang penasaran akan hal mistis yang berhubungan dengan dunia gaib. Dan disini menyajikan cerita misteri indonesia yang diambil dari berbagai sumber

Berdasarkancerita seorang warga bernama Syahroni, ia pernah hanyut dalam sebuah suasana romantis yang terjadi di tengah kuburan di Waduk Gajah Mungkur. Saat itu dirinya tidak sadar ditemukan oleh Seorang warga pada Waduk yang telah mengering karena kemarau tersebut. Kejadian ini ya ceritakan terjadi pada tahun lalu.

Yogyakarta - Waduk Gajah Mungkur atau WGM berada di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Waduk ini memiliki luas hingga hektare dan mulai dibangun pada 1976-1982. Waduk Gajah Mungkur terbentang di 7 kecamatan di Wonogiri. Masing-masing, Kecamatan Wonogiri, Kecamatan Ngadirojo, Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Baturetno, Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Eromoko, dan Kecamatan Wuryantoro. Dikutip dalam jurnal berjudul "Pembangunan Waduk Gajah Mungkur Tahun 1976-1986" 2015 oleh Sri Utami, pembangunan waduk ini sudah direncanakan sejak 1964. Waduk Gajah Mungkur direncanakan sebagai waduk serbaguna yang dapat mengendalikan banjir, penyediaan air untuk irigasi, dan PLTA di lembah Sungai Bengawan Solo. Konon, waduk ini tidak sepenuhnya dibangun oleh usaha manusia. Ada peran makhluk gaib yang turut mewarnai kisah pembangunan waduk ini. Nostalgia Horor 90-an, Legenda Urban Hantu Mister Gepeng yang Menggemparkan Malam Jumat Menjelajahi 'Dark Tourism Lawang Sewu', Antara Keindahan dan Kegelapan Lampor, Ketika Mitos Keranda Terbang Jadi Film Mistis Kisah mistis mengenai waduk ini kian santer terdengar setelah ada beberapa makam leluhur yang tak berhasil dipindahkan, sehingga tenggelam di waduk ini. Keberadaan makam di waduk ini dapat terlihat pada saat musim kemarau, tepatnya ketika volume air waduk mulai surut. Batu nisan makam di dalam waduk ini akan terlihat jelas ketika air waduknya surut dan tidak akan terlihat pada saat musim hujan. Waduk Gajah Mungkur juga kerap kali menelan korban jiwa. Orang-orang yang tenggelam di waduk ini dapat dipastikan akan meregang nyawa. Kadang-kadang, proses pencarian jasad korban juga membutuhkan waktu berhari-hari. Warga Wonogiri dihebohkan dengan kemunculan angin puting beliung besar yang terjadi Rabu 20/1 sore. Fenomena alam ini terjadi di kawasan perairan Waduk Gajah Mungkur.
Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur merupakan waduk PLTA yang digunakan untuk penerangan bagian Jawa Tengah, Waduk Gajah Mungkur berada di sebelah selatan dari kota Wonogiri, Jawa Tengah, Waduk Gajah Mungkur merupakan Waduk/Danau yang dibuat dengan membendung Sungai Bengawan Solo yang merupakan Sungai terpanjang di pulau jawa. Waduk Gajah Mungkur mempunyai luas sekitar 8800 hektar dan
Waduk Gajah Mungkur merupakan salah satu waduk yang amat familiar di telinga saya. Mengenal namanya sejak zaman SD dari buku RPUL. Saya kira, nggak akan pernah kesampaian untuk menengok langsung rupa waduk fenomenal S2 pun, yang seringnya tengok-tengok waduk dan bendungan, nggak pernah terpikir bila akan singgah ke waduk yang legendaris ini. Wajar, karena lokasinya jauh sih. Solo-Jember 400 km cuy. njilalah, akhir bulan Januari kemarin, saya berkesempatan main ke Waduk Gajah Mungkur. Sebenarnya enggak ada rencana ke sini sih. We don’t have clue. Hingga akhirnya tercetuslah ide untuk main ke Waduk Gajah perjalanannya… lamaaa banget. Kita berangkat dari Karanganyar, karena habis main dari Telaga Madirda. Perjalanan ke waduk yang berada di Wonogiri ini membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam. Terkantuk-kantuklah saya selama di boncengan. Hampir short sleeper kayaknya. Buktinya, setibanya di lokasi, mata saya segar bugar memandang keindahan sekitar. Sedangkan si Mas bolak-balik nguap, hahaha. Maklum, lelah Apa Ada Waduk Gajah Mungkur? Waduk Gajah Mungkur merupakan sebuah waduk yang lokasinya berada di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota buatan ini sengaja dibangun untuk membendung aliran air dari hulu DAS Bengawan Solo yang volume airnya banyak banget. Airnya didapat dari Gunung Lawu dan kawasan Pegunungan Seribu yang mengalir ke wilayah Surakarta, hingga bermuara di Gresik atau bagian utara Jawa hilirnya berada di Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik. Solo merupakan salah satu kota yang berada di wilayah tengah Waduk Gajah MungkurDikarenakan di Surakarta cukup banyak lahan terbangun, maka tidak mengherankan bila kota ini sering mengalami banjir. Bahkan, tugu jam di Pasar Gede Solo selalu terendam apabila banjir melanda. Padahal tugunya setinggi itu. Ya berarti menelan pasar juga kan? Pada tahun 1966, hampir sebagian besar Kota Solo besok-besok tidak mengalami banjir lagi, demi menyelamatkan bangsa dan negara, maka dicanangkanlah pembangunan infrastruktur pengendali banjir DAS Bengawan Solo. Infrastruktur itulah yang kita sebut Waduk Gajah Mungkur. Telah menyelamatkan banyak jiwa dan harta benda di masa Waduk Gajah MungkurDengan bantuan teknis dari Pemerintah Jepang OTCA pada tahun 1974, dirumuskan Master Plan Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan perencanaan waduk buatan, maka tentu membutuhkan lahan yang sangat besar. Bahkan, harus ada yang dikorbankan. Bukan hanya 1-2 orang saja, melainkan 51 desa yang tersebar di 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Baturetno, Giriwoyo, Eromoko, dan Wuryantoro. Maka para warga di 51 desa diminta kesediaannya untuk pindah ke tempat lain. Istilahnya adalah bedol desa atau transmigrasi. warga bersedia dan rela untuk pindah ke luar Pulau Jawa. Tentu saja dengan jaminan pekerjaan yang lebih layak dan lebih baik. Mereka bersedia migrasi ke Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan. Memulai kehidupan baru yang lebih baik. Bahkan, jauh lebih baik. Karena keuletannya, mereka menjadi orang-orang sukses yang hidup damai di tanah baru.… dan kami respect, memberi penghormatan setinggi-tingginya kepada mereka yang telah bersedia merelakan rumah dan kenangannya untuk ditenggelamkan. Maka tidak heran, bahwa anak cucu orang Wonogiri yang berada di Sumatra, sangat mengelu-elukan jasa kakek Pembangunan Waduk Gajah MungkurMaka selama tahun 1976-1981, pembangunan Waduk Gajah Mungkur mulai dilakukan. Luas waduk adalah km2 yang mampu menampung 660 juta m3 air. Waduk ini mulai beroperasi pada tahun 1982. Tentu saja dipantau oleh 35 konsultan dari Nippon Koei Co Ltd Jepang yang telah berpengalaman. Waduk ini dikelola secara swadaya oleh kini, waduk Gajah Mungkur dikelola oleh Perum Jasa Tirta Bengawan Solo. Dengan pengelolaan dan manajemen yang baik, maka didapatkan berbagai manfaat yang dirasakan oleh warga Wonogiri dan Waduk Gajah MungkurHingga kini, Waduk Gajah Mungkur masih dibanggakan oleh masyarakat Wonogiri karena memberikan banyak manfaat bagi sekitarnya. Apa sajakah itu?Sebagai pengendali banjir dari aliran Sungai Bengawan SoloSebagai sumber irigasi untuk areal persawahan di wilayah Sukoharjo, Karanganyar, Klaten dan Sragen. Luas areal persawahan yang dialiri oleh waduk ini mencapai haSebagai sumber air bersih untuk masyarakat Wonogiri tentu diolah dulu ya sesuai standarSebagai penghasil listrik, berkat adanya PLTA Gajah Mungkur yang menghasilkan tegangan hingga 12,4 sarana hiburan dan rekreasi bagi warga setempat dan luar kotaSebagai sarana perikanan warga setempatKedalaman Waduk Gajuh MungkurPasti banyak yang bertanya-tanya berapa sih kedalaman Waduk Gajah Mungkur itu? Sesungguhnya kedalamannya berbeda-beda ya, karena meluas menempati 7 kecamatan. Namun dapat diperkirakan bahwa kedalaman Waduk Gajah Mungkur adalah 1,5-14,7 m. Kalau tinggi waduknya 40 meter. Apabila volume air mencapai nilai maksimum, maka akan mendekati tinggi terendah berada pada stasiun inlet Wiroko dan Bengawan Solo, yaitu 1,5 dan 2,4 m. Sedangkan kedalaman waduk yang paling dalam berada di area karamba jaring apung, yaitu sekitar 10,7-14,5 Waduk Gajah MungkurWaduk yang berada di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri ini memiliki luas km2. Sanggup menampung m3 atau 660 juta m3 air. Mampu melayani lahan pertanian seluas ha. Sangat menguntungkan bagi lahan pertanian di wilayah Wonogiri dan Solo yang Mengusulkan Nama Waduk Gajah MungkurMungkin juga banyak di antara teman-teman yang bertanya mengapa waduknya diberi nama Waduk Gajah Mungkur? Juga, kira-kira siapa yang mengusulkan nama Waduk Gajah Mungkur?Waduk ini diberi nama Gajah Mungkur karena bersebelahan dengan Gunung Gajah Mungkur, sehingga diambil namanya secara persis. Kenapa bukitnya bernama Gajah Mungkur? Karena konon katanya bentuk gunungnya seperti gajah yang membelakangi, sehingga disebut Gajah siapa yang mengusulkan nama Waduk Gajah Mungkur? Sejauh ini belum ada catatan yang bisa saya temukan. Namun kemungkinan jawabannya adalah ya tim desain waduk itu sendiri. Atau mungkin pejabat setempat. Atau mungkin Pak Soeharto, presiden Indonesia ke-2, yang ternyata pernah menghabiskan masa kecilnya di jawabannya abu-abu. Tidak ada yang pemberian nama Gajah Mungkur sendiri itu ada asal-usulnya loh. Bahkan menjadi sebuah Legenda Waduk Gajah MungkurKisah ini saya dengar dari Om Hao, seorang petutur di Youtube Kisah Tanah ratus tahun lalu, pada era Kerajaan Majapahit. Ada sebuah kerajaan kecil di daerah Wonogiri yang dipimpin oleh 2 punggawa besar, yakni Raja Prabu Gajah Madep dan Prabu Patih Gajah Mungkur. Pada suatu hari, kerajaan kecil ini bergejolak. Raja sudah sepuh dan hendak menurunkan tahta. Rencananya hendak dilanjutkan kepada anaknya yang bernama Prabu Gajah Mego. Namun beliau masih belia. Dirasa kurang matang karena usianya belum sampai 17 tahun. Dalam perpindahan kekuasaan ini, Patih Gajah Mungkur menyampaikan uneg-uneg kepada Prabu Gajah Madep, bahwa ia sebenarnya keberatan atas penurunan tahta kepada Prabu Gajah Mego. Ia mempertanyakan mengapa tahta diberikan kepada anak yang masih karena sabda dari Pandito Ratu, apa yang sudah dikatakan maka harus terjadi dan tidak bisa ditarik. Maka terjadi sebuah perselisihan dan pertikaian. Hal ini diselesaikan dalam bentuk pertikaian yang dilakukan di luar sebuah lapangan dengan hamparan yang luas, terjadi sebuah pertempuran antara Prabu Gajah Mungkur dan Patih Gajah Mego. Saat bertempur, mereka mengubah diri menjadi gajah yang pertempuran mereka meninggalkan 2 lubang besar seperti kedung. Dari tempat yang terjadi perkelahian inilah muncul cekungan air yang menjadi cikal bakal munculnya legenda gajah mungkur. Namun sekali lagi itu hanyalah legenda. Yang sengaja disangkutpautkan dengan keberadaan Waduk Gajah Mungkur. Padahal sejatinya waduk legendaris ini ada karena sengaja didesain untuk mengatasi banjir. Peninggalan di Waduk Gajah Mungkur Saat Musim KemarauAda Sawah yang Muncul di WadukMenariknya, saat musim kemarau warga maupun wisatawan bisa menginjak bagian dasar Waduk Gajah Mungkur. Ada beberapa daerah yang surut dan tanahnya memadat sehingga bisa dilewati. Terkadang dijadikan sarana refreshing sore hari sambil melihat matahari Nguntoronadi dan Wuryantoro juga ditemukan areal persawahan. Tanah sedimennya dinilai cukup menguntungkan untuk menanam padi. Jadi petani menanam padi di kawasan waduk saat sedang Rumah WargaDikarenakan dulunya kawasan Waduk Gajah Mungkur ini merupakan daerah permukiman yang penduduknya aktif bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari, maka tidak mengherankan bila terlihat sisa-sisa pondasi rumah pondasi rumah warga ini menjadi bukti bahwa pernah ada kehidupan sebelum dijadikannya waduk. Bahkan, di beberapa tempat masih terlihat jelas sumur yang digunakan warga beberapa tahun ini hanya bisa dilihat saat air waduk sedang surut. Apabila sedang musim penghujan dan volume air sedang banyak, maka ketinggian air dapat menenggelamkan pohon kelapa. Kurang lebih 7 m Legendaris Wonogiri-BaturetnoKetika sebagian air waduk mongering, akan tampak salah satu peninggalan infrastruktur yang masih kokoh hingga saat ini. Yaitu sebuah jembatan yang merupakan jalan utama penghubung tersebut masih kokoh berdiri karena konstruksinya terbuat dari beton sehingga mampu bertahan dari kerusakan air waduk yang merendamnya. Tatkala air surut, banyak warga yang melintasi jembatan ini. Entah untuk menikmatinya atau di Waduk Gajah MungkurSeperti lazimnya permukiman warga, maka pasti ada areal yang dikhususkan sebagai pemakaman. Menariknya, pemakaman ini juga muncul tatkala air waduk surut. Batu-batu nisan masih berdiri kokoh meski sebagian terkikis karena terendam air selama musim hujan. Wujud batu nisannya masih utuh. Masih dapat dikenali dengan mata telanjang. Namun tenang saja, tidak ada unsur mistis di kawasan ini. Pastikan saja datangnya saat pagi atau sore hari, kala masih banyak orang yang berlalu lalang di kawasan ini. Tugu Bedol Desa Waduk Gajah MungkurWaduk Gajah Mungkur ini amat luas. Tidak bisa dilihat hanya sekali pandang. Bahkan yang kami lihat sepertinya hanya mencakup 10%nya saja. Kala itu saya diajak ke daerah Pokohkidul. Sisi lain dari Waduk Gajah Mungkur, yang terdapat sebuah monumen kebanggaan warga Wonogiri, yaitu Tugu Bedol Desa Waduk Gajah ini berada di sisi kanan intake pintu air. Menghadap ke arah barat laut dan membelakangi waduk. Tugunya berbentuk oleh seorang bapak, ibu dan kedua anaknya yang melambangkan sebuah keluarga. Mereka melambaikan tangan seolah-olah berpamitan dari tanah asalnya untuk berpindah ke tempat yang dasar monumen ada sebuah tulisan atau relief yang menunjukkan kapan waduk berdiri. Selain itu, juga terpatri nama-nama almarhum yang meninggal saat prosesi pembangunan pribadi, takjub dengan warga Wonogiri. Entah kepada orang-orang yang pernah tinggal di Waduk Gajah Mungkur, maupun manusia-manusia baru yang mengenang jasa nenek moyangnya atas kesediaannya untuk berpindah kediaman. Di sekitar monumen, banyak wisatawan yang datang menikmati indahnya Waduk Gajah Mungkur. Ada yang sekadar duduk-duduk menikmati pemandangan, namun ada pula yang duduk-duduk menikmati jajanan. Hahaha, itu saya. Saya nyobain burger mini 6000-an. Alhamdulillah Waduk dari Atas BukitSelanjutnya, saya diajak oleh si Mas untuk melihat dari sisi yang lain, yaitu dari sisi di atas bukit. Entah apa yang dicari ya. Pokoknya saya ikut mengendarai motor dengan jalan yang menanjak. Hingga tibalah di pinggir tebing, rupanya kami bisa melihat waduk dari sisi yang lain, yaitu dari atas. Sehingga kami dapat melihat rupa bangunan utama waduk dari sisi sana tengok sini, rupanya ada gardu pandang di dekat kami, namun lebih tinggi. Lalu kami mencoba melangkah ke sana, menyusuri jalan setapak yang ada. Hingga sampailah kami di gardu pandang. Melihat sisi waduk dari tempat yang lebih keren banget. Alhamdulillah asyik dan seru juga ya. Bisa berdiskusi juga tentang apa-apa yang kami lihat. Kami melihat adanya perbedaan warna di antara air waduk. Di perairan yang dekat Tugu Bedol Desa, airnya berwarna coklat pekat. Sedangkan di sekitar bangunan utama waduk, airnya tampak lebih jernih. Hal ini menandakan bahwa ada penyaring sedimen. Dan kami melihat di sebuah area bahwa di sana tampak penyaring sedimen. Terlepas dari waduk itu sendiri yang juga menahan sedimen. Jadi, difilter 2 kali. Kami juga mengetahui bahwa Waduk Gajah Mungkur ini difungsikan sebagai PLTA. Kami menebak-nebak mana perairan yang menjadi sumber energi yang akan diolah oleh PLTA. Si Mas menebak bahwa perairan yang dikeliling pelampung berwarna oranye itu, yang di tengahnya ada pusaran saya nggak tahu, haha. Padahal saya sempat mengikuti mata kuliah infrastruktur pengelolaan sumber daya air selama 1 semester, dan juga sering keliling-keliling waduk. Namun kok saya tidak menemukan turbin PLTA nya ya. Yang semacam penggerak arus supaya menghasilkan energi. Apakah bentuknya beda? Ah, beda sedikit aja langsung nggak paham, menikmati Waduk Gajah Mungkur dari area waduk serbaguna, kami kembali melanjutkan perjalanan untuk berbalik pulang ke Surakarta. Sebenarnya belum puas-puas banget sih. Pengen eksplore waduk lebih banyak dan lebih jauh. Namun waduknya sungguh luas euy. Rasanya seperti akan keliling 7 kecamatan. Jalannya juga berkelok-kelok, bukan?Jadi, biarlah eksplore waduknya dicicil satu persatu saja dulu. Untuk saat ini, cukup sekian yang bisa dieksplore. Esok-esok, eksplore sisi waduk yang lain. Semoga kesampaian yaa, aamiin…

WadukGajah Mungkur adalah "waduk raksasa" yang berada sekitar 7 Km arah selatan Kota Wonogiri yang merupakan pertemuan kali Keduwang dan sungai Bengawan Solo. Waduk ini dibangun dari tahun 1976 s/d 1981 dengan luas genangan sekitar 88 Km2 yang mampu menampung air sekitar 735 juta M3.

Pesonadan Keindahan Alam Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Kabupaten wonogiri mempunyai suatu bendungan yang lumayan populer, yakni waduk serba guna yakni waduk gajah mungkur didaerah wonogiri. Waduk Gajah Mungkur merupakan suatu waduk yakni yang terletak 3 km di selatan kabupaten kota wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Dibaca : 351 kali.
Secarateknis, waduk Gajah Mungkur ini direncanakan mampu berfungsi dan bertahan selama 100 tahun. Daya tampung dari waduk ini sekitar 750 juta meter kubik air. Selain berfungsi sebagai pencegahan banjir dan sumber irigasi, ada fungsi lain dari waduk ini. Waduk Gajah Mungkur kini menjadi salah satu wisata ikonik di kabupaten Wonogiri.
H4vFh.
  • y5b5aohl92.pages.dev/434
  • y5b5aohl92.pages.dev/226
  • y5b5aohl92.pages.dev/104
  • y5b5aohl92.pages.dev/354
  • y5b5aohl92.pages.dev/160
  • y5b5aohl92.pages.dev/264
  • y5b5aohl92.pages.dev/475
  • y5b5aohl92.pages.dev/406
  • cerita mistis waduk gajah mungkur